3.1. Minyak
Minyak, atau dalam bentuk padat
dikenal sebagai lemak, adalah trigliserida yang merupakan 95 % dari semua lemak
yang dimakan sehari-hari. Trigliserida yang menjadi sumber energi utama tubuh
terdiri dari gliserol dan asam lemak. Di dalam tubuh asam lemak diubah menjadi
energi namun bila tak terpakai maka akan diubah menjadi kolesterol.
Sifat trigliserida ditentukan oleh
perilaku asam lemak penyusunnya. Adapun perilaku asam lemak ditentukan oleh
panjang dan kejenuhan rantai karbon. Berdasarkan rantai karbonnya, asam lemak
dapat diklasifikasikan menjadi asam lemak rantai pendek, menengah, dan panjang.
Semakin pendek rantai karbon maka semakin mudah asam lemak dimetabolisir oleh
tubuh.
Dari segi kejenuhan rantai karbon,
dikenal asam lemak jenuh (saturated fats),
tidak jenuh tunggal (monounsaturated fats),
dan tak jenuh ganda (polyunsaturated fats). Masyarakat telah mengetahui bahwa
konsumsi asam lemak jenuh yang berlebih dapat meningkatkan kolesterol darah.
Padahal asam lemak jenuh yang berantai karbon pendek dan menengah tidak
menimbulkan kolesterol karena langsung dapat dimetabolisir.
Walaupun asam
lemak tidak jenuh tunggal dan ganda dapat menurunkan kadar kolesterol namun
kebiasaan memakai minyak untuk menggoreng berulang akan membentuk asam lemak
trans yang dapat meningkatkan kolesterol serta radikal bebas yang memicu
terjadinya hipertensi, jantung koroner, bahkan kanker.
3.2. Minyak
Kelapa
Kelapa (Cocos nucifera L) termasuk genus Cocos yang merupakan anggota dari famili
Palmae dan kelas Monocotyledone yang banyak terdapat di daerah tropis. Kelapa sudah
dikenal luas penggunaannya oleh masyarakat. Secara umum buah kelapa terdiri
dari empat bagian yaitu :
1.
Sabut (eksokarp dan mesokarp) 35%
2.
Tempurung (Endokarp) 12 %
3.
Daging buah (endosperm) 28 %
4.
Air buah (ketaren) 25 %
Buah kelapa berbentuk bulat panjang
dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala manusia. Buah terdiri dari sabut,
tempurung, daging buah dan air buah. Santan kelapa dapat dijadikan bahan
pengganti susu atau minyak. Selain itu, dari daging kelapa dapat diisolasi
komponen rafinosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa dan glukosa.
Minyak kelapa berdasarkan kandungan asam lemak
digolongkan ke dalam minyak asam laurat, karena kandungan asam lauratnya paling
besar jika dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Berdasarkan tingkat
ketidakjenuhannya yang dinyatakan dengan bilangan Iod (Iodine value), maka minyak kelapa dapat dimasukkan ke dalam golongan
non drying oils, karena bilangan Iod
minyak tersebut berkisar antara 7,5-10,5.
Warna coklat pada minyak yang mengandung protein dan
karbohidrat bukan disebabkan oleh zat warna alamiah, tetapi oleh reaksi browning. Warna ini merupakan hasil
reaksi dari senyawa karbonil (berasal dari pemecahan peroksida) dengan asam
amino dari protein, dan terjadi terutama pada suhu tinggi. Warna pada minyak
kelapa disebabkan oleh warna dan kotoran-kotoran lainnya. Zat warna alamiah
yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang merupakan hidrokarbon
tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi
Ciri-ciri minyak yang mempunyai kualitas yang bagus :
1.
Dibuat dari kelapa segar, bukan
dari kelapa kering atau kopra
2.
Dibuat dari kelapa yang bukan
dari jenis hibrida
3.
Diolah tanpa bahan-bahan kimia
4.
Dibuat dengan suhu rendah (di
bawah 60oC)
5.
Tidak melalui proses
hidrogenisasi
Minyak terdiri dari asam lemak dimana asam lemak ini
terbagi menjadi dua golongan yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh.
Faktor utama yang membedakan keduanya adalah ikatan kimianya. Asam lemak jenuh
menunjukkan ikatan kimia yang lebih stabil dibandingkan dengan asam lemak tak
jenuh berdasarkan jumlah atom yang terikat. Keadaan struktur kimia yang stabil
inilah yang menyebabkan asam lemak jenuh sukar dioksidasi dinadingkan asam
lemak tak jenuh.
Minyak kelapa dapat dibuat dengan banyak metode atau
gabungan dari semua metode yang ada. Metode-metode tersebut antara lain :
1.
Metode Basah
Metode ini adalah metode yang paling sederhana dan tidak
lagi digunakan untuk tujuan komersil. Kelapa dipilih yang tua, daging buah
dipisahkan dari tempurung, diparut, diperas hingga menjadi santan. Santan
didiamkan dan diambil bagian kentalnya kemudian digoreng dengan api kecil untuk
menguapkan airnya. Kemudian bagian padat dan cair dipisahkan dengan cara
disaring.
2.
Metode Fermentasi
Metode ini agak sama dengan metode basah, bedanya pada
saat santan terbentuk, emulsi santan ditambahkan dengan ragi. Fermentasi
dilakukan selama 8-12 jam.
3.
Metode Pancingan
Tahapan metode ini sama dengan metode sebelumnya, tetapi
santan yang dihasilkan dituangkan dalam bejana transparan yang memiliki kran di
bawahnya. Setelah satu jam santan didiamkan, terbentuk dua lapisan (bagian
kental putih berada pada lapisan atas dan air pada lapisan bawah). Air kemudian
dipisahkan dengan bagian yang kentalnya tersebut dengan cara membuka kran.
Bagian yang kental kemudian ditambahkan minyak virgin dalam jumlah perbandingan
2:1. Kemudian diaduk sampai merata dan homogen dengan mixer roti. Campuran ini kemudian didiamkan dalam wadah transparan sampai
terpisah menjadi 3 atau 4 bagian. Tunggu sampai semua butir-butir emulsi
memecah dan memisah. Bagian padat yang berupa bubur putih dan masih banyak
mengandung minyak inilah yang kemudian dipanaskan hingga menghasilkan minyak
dengan kualitas yang baik.
4.
Metode Penambahan Enzim
Dibuat dengan menggerus dengan sejenis ketam sawah dan
diambil airnya. Bagian kental dari santan kelapa ditambahkan dengan cairan
perasan ketam (enzim) dan diaduk hingga merata. Kemudian didinginkan selama
tiga jam hingga menghasilkan lapisan minyak dan lapisan padat tipis lainnya.
5.
Metode Dingin dan Segar
Kelapa didiamkan selama 2 minggu sampai 1 bulan agar
terbentuk enzim pembentuk minyak dan nantinya memisahkan minyak dari bagian
kasar dan padat. Setelah didiamkan, kelapa diparut dan diperas tanpa tambahan
air terlebih dahulu. Hasil perasan didiamkan selama 3-5 jam sehingga terbentuk
lapisan minyak.
6.
Metode Kering
Dilakukan dengan cara penyaringan atau pemisahan minyak
dari bungkil (penyaringan sentrifugal).
Minyak kelapa pada umumnya dibagi menjadi dua kategori
utama, yakni RBD (Refined, Bleached, and
Deodorised) dan Virgin. Pembagian
ini didasarkan pada proses pembuatannya. RBD terbuat dari kopra atau daging
kelapa kering sedangkan Virgin terbuat dari daging kelapa segar yang dikenal
dengan sebutan Virgin Coconut Oil.
VCO merupakan minyak kelapa murni yang terbuat dari
kelapa tua segar sebagai bahan baku
dan diproses tanpa pemanasan atau dengan pemanasan terbatas, bergizi tinggi dan
mengandung 50-53% asam laurat. Diproses dengan meniru cara alam sehingga tidak
merusak kandungan essensial dari lemak kelapa. Proses yang tidak melibatkan
pemanasan bukan hanya menghasilkan lemak –lemak rantai sedang tetapi juga dapat
menjamin keberadaan vitamin E dan enzim-enzim yang terkandung dalam buah
kelapa. VCO bersifat natural, tanpa bahan pengawet, warna minyak sejernih air,
beraroma khas kelapa dan telah diujilabkan dan bisa dikonsumsi langsung atau
dioleskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar